Forum BPS 2008
Selamat datang di forum ini. Untuk berpartisipasi dalam diskusi silahkan login atau registrasi terlebih dahulur. Dalam registrasi, Anda akan diminta menentukan nama user (sebaiknya, dan sebisa mungkin, nama panggilan Anda) dan password untuk masuk ke forum. Anda juga dianjurkan mengisi data lain (misal: tanggal lahir, avatar) agar sistem dapat menampilkan informasi yang berulang tahun. Registrasi cukup dilakukan satu kali saja. Anda dapat menjawab suatu topik yang sudah ada (dengan Post Reply) atau membuat topik baru (dengan New Topic).
Selamat memanfaatkan forum ini. sejarah perminyakan kita Icon_cheers

Join the forum, it's quick and easy

Forum BPS 2008
Selamat datang di forum ini. Untuk berpartisipasi dalam diskusi silahkan login atau registrasi terlebih dahulur. Dalam registrasi, Anda akan diminta menentukan nama user (sebaiknya, dan sebisa mungkin, nama panggilan Anda) dan password untuk masuk ke forum. Anda juga dianjurkan mengisi data lain (misal: tanggal lahir, avatar) agar sistem dapat menampilkan informasi yang berulang tahun. Registrasi cukup dilakukan satu kali saja. Anda dapat menjawab suatu topik yang sudah ada (dengan Post Reply) atau membuat topik baru (dengan New Topic).
Selamat memanfaatkan forum ini. sejarah perminyakan kita Icon_cheers
Forum BPS 2008
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

sejarah perminyakan kita

4 posters

Go down

sejarah perminyakan kita Empty sejarah perminyakan kita

Post  RU IIIA Tue Aug 04 2009, 20:33

PERTAMINA, Tugas Pelayanan Publik Sejak 1945

Minyak bumi tak bisa dipisahkan dari perjuangan bangsa ini. Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, 17 Agustus 1945, tugas seluruh komponen bangsa adalah mempertahankan kemerdekaan dan mewujudkan kedaulatan atas tanah air beserta seluruh kekayaan alamnya. Penguasaan atas bumi, air, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Jauh sebelum Perang Dunia II dan perang kemerdekaan, perusahaan-perusahaan minyak asing telah membangun kilang minyak di beberapa tempat di Indonesia seperti Wonokromo, Pangkalan Berandan, Cepu, Balikpapan, Plaju, dan Sungai Gerong.

Kilang Wonokromo merupakan kilang tertua di Indonesia. Dibangun 1889 setelah ditemukan minyak di daerah konsesi Jabakota dekat Surabaya oleh De Dordtsche Petroleum Maatschappij. Kilang ini merupakan unit distilasi atmosfir.

Kilang Pangkalan Berandan dibangun De Koninklijke pada 1891. Dirancang untuk mengolah crude dari Sumatera bagian utara.

Kilang Cepu dibangun oleh De Dordtsche Petroleum Maatschappij pada 1894. Mengolah crude lapangan-lapangan sekitar Cepu dengan proses distilasi atmosfir. Dibeli BPM 1911.

Kilang Balikpapan dibangun 1894 oleh Shell Transport and Trading Company sebelum bergabung dalam Royal Dutch Shell. Mengolah minyak yang diproduksi lapangan Sanga-sanga.

Kilang Plaju. BPM mendirikan kilang ini dan beroperasi 1904. Dirancang mengolah crude dari lapangan sekitar Palembang. Kilang Plaju terus dilengkapi.

Kilang Sungai Gerong. Dibangun oleh Stanvac, mulai beroperasi Mei 1926. Bahan baku kilang ini berasal dari lapangan Talang Akar, Jirak, Benakat, Lirik, Pendopo, dan Selo.

1945 - 1950

Di periode ini perusahaan migas pribumi yang sudah berdiri adalah Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia Sumatera Utara (PTMNRI Sumatera Utara), Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia (Permiri) Sumsel dan Jambi, dan Perusahaan Tambang Minyak Negara Cepu (PTMN Cepu). Ketiga perusahaan ini berdiri tahun 1945. Tetapi hingga 1950 tinggal Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia (PTMRI Sumatera Utara) dan PTMRI Cepu,

Pada masa Hindia Belanda terdapat dua perusahaan minyak yang beroperasi dalam penyediaan dan pemasaran BBM, yaitu BPM dan Stanvac. Dalam zaman pendudukan Jepang penyediaan dan pemasaran BBM untuk masyarakat sangat terbatas karena BBM yang dihasilkan terutama digunakan untuk keperluan perang.

Dalam perang kemerdekaan para pejuang berusaha merebut dari Jepang penguasaan atas pembekalan BBM di dalam negeri beserta sarana penimbunan dan pengangkutannya. Usaha tersebut tidak berjalan lancar karena kedatangan kembali Belanda dalam pasukan NICA. Terjadilah bentrokan-bentrokan senjata antara pejuang Indonesia dan tentara Belanda.

Sebagai akibat serbuan Belanda dalam Agresi I Belanda tahun 1947, wilayah Indonesia terpecah menjadi dua daerah kekuasaan, yaitu daerah kekuasaan Republik Indonesia dan derah pendudukan Belanda.

Daerah pendudukan Belanda terutama daerah yang memiliki potensi ekonomi yang menguntungkan Belanda. Karena terpecahnya kedua daerah kekuasaan itu, terjadi pemisahan dalam penyediaan BBM.
Sebelum Agresi I Belanda, Cepu dan sekitarnya menjadi penyedia BBM yang utama untuk Pulau Jawa. Hal ini karena kilang Wonokromo hancur oleh pemboman tentara Sekutu.

Dalam daerah yang dikuasai pasukan Indonesia, distribusi minyak dilakukan melalui kereta api atau dengan cara pengangkutan beranting, entah dengan sepeda atau pikulan. Yang mengurusnya PTMN. Perusahaan ini selain menggunakan minyak Cepu, juga dari lapangan Bongas dan Randegan di Jawa Barat.

Kalau daerah yang dilayani sangat luas dan permintaan BBM jauh melampaui kemampuan penyediaannya, maka sebagian besar rakyat tidak dapat menikmati hasil minyak bumi. Mereka menggunakan minyak kelapa atau minyak jarak untuk penerangan lampu dan keperluan-keperluan lainnya.

Keadaan di Pulau Jawa menjadi semakin sulit setelah Belanda berhasil menguasai kilang Cepu dan lapangan kawengan dalam Agresi II Belanda tahun 1948. Sumber penyediaan minyak untuk pasukan Indonesia dan masyarakat menjadi berkurang. Apalagi lapangan Bongas dan Randegan telah diledakkan Belanda.

Tak hanya di Jawa. Di Sumatera Utara, Agresi I Belanda telah mengakibatkan kilang Pangkalan Berandan dibumihanguskan pasukan Indonesia. Dalam keadaan itu, para pejuang memanfaatkan kilang-kilang sederhana yang dibangun oleh Jepang di lapangan minyak di sektiar Pangkalan Berandan dan Aceh Timur sebagai basis penyediaaan minyak.

Sementara itu, produksi kilang kecil di lapangan-lapangan Jambi, Pendopo, dan Prabumulih menjadi pusat penyediaan BBM para pejuang, bukan hanya daerah Jambi dan Sumatera bagian selatan, tetapi sampai Sumatera bagian utara dan Sumatera Barat. Pada masa itu kilang Plaju dan Sungai Gerong telah direbut kembali oleh Belanda dalam Perang Lima Hari di Palembang.

Dalam masa perjuangan, peranan minyak pun tidak terbatas sebagai bahan bakar, tetapi juga sebagai komoditi ekspor.

Walaupun banyak instalasi yang telah dibumihanguskan oleh pejuang-pejuang Indonesia, namun Belanda mengusahakan perbaikan kembali, termasuk rehabilitasi lapangan dan kilang minyak. Termasuk perbaikan sarana seperti instalasi penimbunan, sarana distribusi,dan pengankutan.

Kebutuhan di daerah pendudukan Belanda dipenuhi dari kilang Wonokromo, Plaju, Sungai Gerong, dan Balikpapan, melalui depot-depot laut di daerah pendudukan Belanda: Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Banjarmasin, Makassar, Menado, dan kota-kota lainnya.

Pengangkutan BBM saat pendudukan Belanda dilakukan oleh Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) dengan memakai drum. Di darat dilakukan dengan kereta api milik maskapai Staats Spoorwegen (SS) dan mobil-mobil tangki BBM. Juga terlibat BPM dan Stanvac.

1950 - 1960

Sebenarnya di periode ini lahir Perseroan Terbatas Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara (PT ETMSU) berdiri 22 Juli 1957 lalu berubah menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional (PT Permina) yang berdiri pada 10 Desember 1957, sebagai cikal bakal Pertamina. Lalu di tahun 1959 ada NV Niam(NV Nederlans Indische Aardolie Maatschappij) yang lalu menjadi PT Permindo (PT Pertambangan Minyak Indonesia), 31 Desember 1959,

Tetapi pembekalan BBM untuk keperluan dalam negeri sampai akhir 1960 hampir sepenuhnya dilaksanakan oleh perusahaan minyak asing Shell, Stanvac, dan Caltex. Bisnis!

Melihat keadaan yang tidak sesuai dengan perkembangan kebijaksanaan perekonomian nasional, Pemerintah mulai melaksanakan kebijaksanaan pengendalian harga BBM. Pada tahun 1958 Pemerintah menetapkan pembatasan harga jual BBM di dalam negeri.

Kebijaksanaan tersebut dianggap oleh perusahaan minyak asing sebagai campur tangan Pemerintah yang merugikan. Perusahaan minyak merasa tidak bebas lagi menjalankan politik hrga sesuai keinginannya. Di samping berkurang keuntungan dari penjualan BBM, perusahaan minyak menghadapi kesulitan karena merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

1960 - 1966

Hingga 1961 kita memiliki PN Permina, PN Pertamin (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia) perkembangan dari PT Permindo, dan PN Permigan (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional). Tetapi pada 4 Januari 1966 PN Permigan dilikuidasi karena berafiliasi ke PKI.

Usaha pemurnian dan pengolahan serta pembekalan BBM yang masih dikuasai perusahaan asing tidak sesuai dengan dasar hukum yang berlaku, karena cabang produksi yang demikian penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak harus dikuasai dan diselenggarakan oleh Negara.

Sampai akhir 1966 kegiatan pemurnian dan pengolahan sebagai rangkaian usaha pertambangan minyak dan gas bumi, dilaksanakan oleh PT Shell yang mengoperasikan kilang-kilang Plaju, Wonokromo, dan Balikpapan. Sedangkan Cepu dioperasikan PT Shell sampai tahun 1962 yang kemudian dibeli Pemerintah dan dioperasikan PN Permigan. PT Stanvac mengoperasikan kilang minyak Sungai Gerong.
Kegiatan pembekalan BBM di dalam negeri sampai 1966 dikuasai PT Shell dan PT Stanvac. Mereka berbisnis murni dengan meraih keuntungan normal sebagai bidang usaha. Jenis BBM yang dipasarkan di dalam negeri masih terbatas, terutama bensin dan minyak tanah.

Di tahun 1960-1966 ini penyediaan sarana tidak memadai karena tidak mengalami perubahan sejak 1950. Letak instalasi/depot dan fasilitas pemasaran lainnya tidak cukup merata. Letaknya hanya pada tempat-tempat pemasaran yang dianggap menguntungkan PT Shell dan PT Stanvac. Akibatnya distribusi dan pelayanan BBM menjadi tidak merata.

Demikian juga keadaan sarana pengangkutan yang serba terbatas. Yaitu hanya 125 buah mobil tangki dengan daya angkut 1.000 kiloliter untuk melayani seluruh Indonesia.

Keadaan ini akhirnya menyebabkan semakin memburuknya pembekalan BBM untuk masyarakat. Juga tidak terjaminnya penyediaan minyak untuk kepentingan angkatan bersenjata.

PT Shell dan PT Stanvac melaksanakan pembekalan
RU IIIA
RU IIIA
OJeTe
OJeTe

Jumlah posting : 46
Join date : 28.07.09

Kembali Ke Atas Go down

sejarah perminyakan kita Empty Re: sejarah perminyakan kita

Post  kotaro.minami Wed Aug 05 2009, 07:34

weeew tuh bab I nya KKW yah...... hehehe...

nice inpo gan...

duduk
kotaro.minami
kotaro.minami
Pegawai
Pegawai

Jumlah posting : 176
Join date : 25.07.09
Lokasi : Indramayu

http://hendarin.co.cc

Kembali Ke Atas Go down

sejarah perminyakan kita Empty Re: sejarah perminyakan kita

Post  parlin Wed Aug 05 2009, 11:53

emang KKW bahas bab itu juga ya Question
parlin
parlin
PraJabatan
PraJabatan

Jumlah posting : 96
Join date : 26.07.09

http://kisahislam.com

Kembali Ke Atas Go down

sejarah perminyakan kita Empty Re: sejarah perminyakan kita

Post  kotaro.minami Wed Aug 05 2009, 13:17

ga tau sih tp form dari PLC sih ga ada ky gitu....
Tp sempet BPAT yg bilang klo ada sejarah pertamina yg dimasukin di kkw...

duduk
kotaro.minami
kotaro.minami
Pegawai
Pegawai

Jumlah posting : 176
Join date : 25.07.09
Lokasi : Indramayu

http://hendarin.co.cc

Kembali Ke Atas Go down

sejarah perminyakan kita Empty Re: sejarah perminyakan kita

Post  dendiramdhani.INTEL-RU-VI Tue Aug 11 2009, 12:10

KKW maning... KKW maning...

Itu Sejarah Pertamina kan?

masa ada hubungannya ma KKW? cemmana bang admins neh. piye KKW rin? affraid affraid affraid
dendiramdhani.INTEL-RU-VI
dendiramdhani.INTEL-RU-VI
PraJabatan
PraJabatan

Jumlah posting : 70
Join date : 28.07.09
Age : 37
Lokasi : BALONGAN

Kembali Ke Atas Go down

sejarah perminyakan kita Empty Re: sejarah perminyakan kita

Post  Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik